Perempuan Juga Bisa Jadi Eksibisionis
Berita menghebohkan berapa banyak yang lalu dimana seorang wanita cantik berkeliaran di tempat umum tanpa menggunakan busana, ternyata eksibisionis bukanlah monopoli kaum pria yang sudah sering terjadi selama ini.Para pengidap eksibisionis akan merasa puas jika lawan jenis akan kaget jika melihat organ kemaluannya, hal ini biasanya di alami oleh pengidap pria, jika wanita maka akan puas jika lawan jenisnya terangsang ketika melihat bagian tubuh sensitif nya.
Berikut penyebab seseorang menjadi eksibisionis :
Psikologis
Perkembangan psikologis yang tidak sempurna saat masih anak-anak bisa memicu seseorang mengidap eksibisionis. Pada saat itu penderita tidak bisa berinteraksi dengan lawan jenis akibat perasaan rendah diri, tidak aman, atau sikap ibu yang sangat protektif dan dominan. Pengalaman kurang menyenangkan di masa kecil berperan besar terhadap rendahnya tingkat keterampilan sosial dan harga diri, rasa kesepian dan terbatasnya hubungan intim.

Eksibisionis termasuk penyimpangan kejiwaan dalam hal seksual jika mempertontonkan organ intim untuk kepuasan pribadi. Seseorang yang senang memamerkan organ seks cocok bila digolongkan ke dalam narcism, yakni orang yang senang memuja dirinya sendiri. Mereka merasa dirinya menjadi pusat perhatian sehingga tampilannya selalu mengundang perhatian.Umumnya pengidap eksibisionis rata-rata sudah menikah namun memiliki hubungan seksual yang tidak memuaskan dengan pasangannya.
Biologis
Pengidap eksibisionis kebanyakan adalah laki-laki. Hal ini mendorong adanya spekulasi bahwa hormon utama laki-laki yakni androgen berperan dalam gangguan ini. Berkaitan dengan perbedaan dalam otak, suatu disfungsi pada lobus temporalis dapat memiliki relevansi dengan sejumlah kecil kasus eksibisionisme.
Bila faktor biologis berperan penting, kemungkinan besar hal itu hanya merupakan salah satu faktor dari rangkaian penyebab yang kompleks mencakup pengalaman sebagai salah satu faktor utama. Dalam teori biologis, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor genetik atau faktor hormonal.
Sosiokultural
Lingkungan dan budaya yang mendukung yang ada disekeliling eksibisionisme dapat menjadi faktor penyebab. Apa yang dilihat di lingkungan dapat menjadi stimulus bagi individu.
Menurut pandangan psikoanalisis, gangguan itu muncul akibat adanya gangguan karakter yang dahulu disebut gangguan kepribadian, sehingga sangat sulit untuk ditangani dengan keberhasilan yang cukup memadai.
sumber : doktersehat.com